TUTORIAL
TOILET TRAINING
BAGI ANAK TUNANETRA BAGI USIA 7 – 8 TAHUN
BAGI ANAK TUNANETRA BAGI USIA 7 – 8 TAHUN
Buang air kecil /besar pada
anak tunanetra merupakan suatu hal yang harus di ajarkan sedini mungkin,
diharapkan anak tunanetra mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan buang
air kecil/ besar sendiri. Sehingga dapat mengurangi rasa ketergantungan
terhadap orang lain.Toilet tranning pada anak normal dapat berlangsung pada
fase anak diumur 18 bulan - 3 tahun. karena dalam melakukan latihan
buang air kecil/besar membutuhkan adanya persiapan baik secara fisik,
psikologis, maupun secara intelektual melalui persiapan tersebut diharapan anak
mampu mengontrol buang air kecil/besar secara mandiri (Hidayat, 2005).
Adapun
tahap perkembangan intelektual menurut piaget sebagai berikut:
1.
sensoris motorik (0-2 tahun), anak mengenal lingkungan dengan penglihatan,
penciuman, dan pendengaran.
2. Pra
operasional (2-7 tahun), anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas,
mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana,dan menggolongkan.
3. Operasi
kongkrit (7-11 tahun) , dapat mengembangkan pikiran logis, mengikuti penalaran
logis, kadang-kadang memecahkan masalah dengan trial and error.
4. Operasi
formal (11 tahun keatas), dapat berpikir abstrak seperti pada orang dewasa.
Dengan keterbatasan penglihatan
tahapan perkembangan intelektual di atas tidak berlaku untuk anak
tunanetra, karena fakta dilapangan membuktikan anak tunanetra di usia (7-11
tahun) setara pada usia (0-2 tahun ) dalam perkembangan intelektualnya. Pada
saat ini anak tunanetra mulai memasuki pase baru, pase dimana mereka mulai
masuk dunia baru yaitu, dunia sekolah dimana dia akan bertemu dengan lingkungan
baru.
Keterkaitan dengan pembelajaran
bagi anak tunanetra mengenal lingkungan, dengan perabaan, penciuman, dan
pendengaran.ini memerlukan waktu dalam penyesuaian,karena dimasa transisi pola
asuh ibu kepola asuh guru di sekolah, membangun kemandirian belajar serta
sosialisasi dengan lingkungan merupakan hal yang terpenting bagi anak
tunanetra yang baru masuk sekolah.banyak hal yang harus dipelajari bagi guru
atau orang tua dalam mengajarkan anak tunanetra untuk materi toilet
trannimg, Van Patren (dalam Riyanto.2009) menyatakan bahwa melalui bentuk
belajar seseorang dapat mengetahui berbagai macam data dan kejadian, keadaan,
benda-benda dan orang.
Ciri khas hasil belajar yang
diperoleh ialah orang dapat merumuskan kembali pengetahuan yang dimiliki dengan
kata-kata sendiri. Pengetahuan dapat dibedakan pengetahuan yang fungsional
dengan pengetahuan yang tersedia. sehingga disarankan dalam proses
belajar pengetahuan. Senada dengan pendapat Wayan Sereged (dalam
Riyanto, 2009) dalam pembelajaran diperlukan mengkonseptualisasikan informasi
yang baru dengan konsep yang telah dimiliki, agar belajar anak menjadi penuh
kebermaknaan (meaning verbal learning). Keterkaitan pendapat di atas
dapat dimaknai bahwa proses belajar memerlukan adanya keterkaitan dari
pembelajaran yang baru dengan kosep yang telah dimiliki, sehingga pembelajaran
itu bisa bermakna.
Anak tunanetra terlahir dalam
proteksi yang berlebihan dari lingkungan sekitarnya, dikarenakan kondisinya
itu, dia mendapatkan perlakuan yang membuatnya tidak tahu apa yang harus
dia kerjakan.misal, minum , makan, berpakain semua dibantu orang tua.
Kebutuhan pribadi , mandi ke toilet hal inipun dibantu sepenuhnya, sehingga
menumbuhkan rasa ketergantungan terhadap orang ua semakin tinggi. Kebutuhan
primer di atas merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki anak tunanetra
sedini mungkin, agar mereka dapat berkembang seperti anak normal pada umumnya.
Dalam belajar pengetahuan perlu
juga diperhatikan perkembangan intelektual anak sebab pengetahuan dibentuk oleh
individu karena individu berinteraksi terus menerus dengan lingkungan, maka
pembelajaran yang tepat bagi anak tunanetra memelukan pembelajaran yang
fungsional agar bermanfaat bagi dirinya di rrumah, di sekolah dan di masyarakat
sehingga keberadannya tidak menjadi beban bagi lingkungannya.
Kapan Anak Tunanetra Diajarkan Toilet Training
Buang
air besar/buang air kecil pada anak tunanetra atau dikenal dengan nama toilet
training merupakan suatu hal yang harus dilakukan pada anak tunanetra mengingat
dengan latihan itu diharapkan anak mempunyai kemampuan sendiri dalam
melaksanakan buang air kecil dan buang air besar tanpa merasakan ketakutan atau
kecemasan sehingga anak tunanetra akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak pada umumnya.
Toilet
training ini pada anak normal dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu
umur 18 bulan – 3 tahun. Dalam melakukan latihan buang air kecil/buang air
besar membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologis, maupun secara
intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang
air kecil/buang air besar secara mandiri (Hidayat, 2005: 62). Dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran toilet training akan lebih baik dilakukan sedini mungkin
untuk anak tunanetra agar mereka dapat berkembang seperti anak pada umumnya.
HAL-HAL
YANG HARUS DI AJARKAN MENUJU TEMPAT TOILET
UNTUK ANAK TUANANETRA USIA 7-8 TAHUN
UNTUK ANAK TUANANETRA USIA 7-8 TAHUN
Untuk
mengetahui dimana posisi toilet maka anak tunanetra harus dilatih berjalan ke
toilet dengan menggunankan teknik berjalan mandiri serta land mark yang
menunjukan posisi toilet berada, sehingga anak tunanetra dapat dengan mudah
menemukan posisi toilet.
INDIKATOR
|
SUB INDIKATOR
|
KETERANGAN
|
1.
Latihan membuka/menutup pintu kelas.
2.
Latihan berjalan mandiri menuju toilet
3.
Latihan menemukan land mark yang ada disekitar
lokasi toilet
4.
Mengenalkan toilet dan posisi benda yang ada di
dalam toilet
|
1.
Memegang handle pintu untuk membuka /menutup
pintu(menggunankan tenik membuka dan menutup pintu.
1.
Berjalan mandiri menuju toilet dengan menggunankan teknik trailing
1.
Menemukan land mark dengan meraba benda yang menjadi
clu dengan menggunakan teknik uper hand dan lower hand.
1.
Menemukan pintu toilet memahami arah buka dan tutup
pintu
2.
Membuka dan menutup pintu toilet
3.
Menditeksi lokasi toilet dengan cara memutar dimulai
dari arah kanan
4.
Meraba benda yang ada di toilet untuk memahami
posisi benda-benda yang ada di toilet
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Davina Richardhson. 2015.
Toilet Training For Childern With Autism.
Article (diakses 26 Agustus 2018)
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 2014. Program
Pengembangan Kekhususan Pedoman Pengembangan OMSK Untuk Peserta Didik Tunanetra.
Jakarta.
Kroger. K & R.
Sorensen. 2010. A Parent Training Model
of Toilet Training Childern With Autism. Journal of Intelectual Disability
Research (diakses tanggal 26 Agustus 2018).
Hands-out Workshop on
Autism August. 2013. Autism Association
of Western Australia.
Subagyo, dkk. 2010. Pengaruh Peran Keluarga Terhadap Pelaksanaan
Toilet Training. Jakarta. Salemba Medika.
PPPPTK TK dan PLB Bandung.
2016. Modul Guru Pembelajar SLB Tunanetra.
Bandung.
Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai referensi bagi pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jakarta.
Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai referensi bagi pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jakarta.
Idawati. 2019. Tutorial
Toilet Training Bagi anak Tunanetra Usia 7-8 Tahun. Surabaya.