Rabu, 29 April 2020

DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP HUBUNGAN ORANG TUA DAN ANAK

DAMPAK KETUNANETRAAN

TERHADAP HUBUNGAN ORANG TUA DAN ANAK (bagian 1)

Dr. Dede Idawati, M.Pd
SLB AB Kemala Bhayangkari 2 Gresik

Orang tua memainkan peranan yang formatif dalam perkembangan sosial anak. Perlakuan orang tua
terhadap anaknya yang tunanetra sangat ditentukan oleh sikapnya terhadap ketunanetraan itu, dan
emosi merupakan satu komponen dari sikap di samping dua komponen lainnya yaitu kognisi dan
kecenderungan tindakan (Krech, Crutchfield & Ballachey, 1982).

Ada tiga tipe penolakan orang tua yaitu:
1. Menolak dengan sikap dingin
2. Menolak dengan beralasan, misalnya karena anak berkebutuhan khusus
(ABK) memerlukan pembantu khusus.
3. Mengurus anak berkebutuhan khusus(ABK) tapi tanpa kehangatan.

faktor-faktor lain, seperti tingkat pemahaman orang tua mengenai ketunanetraan serta
sikap masyarakat pada umumnya terhadap tunanetra, juga akan mempengaruhi hubungan orang tua-
anak pada masa dini. Elstner (Mason & McCall, 1999).

Stone (1999) mengemukakan faktor-faktor berikut yang dapat mengganggu perkembangan alami
ikatan batin antara orang tua dengan bayinya yang tunanetra, yaitu:
  • Tidak adanya kontak mata antara orang tua dan bayinya
  • Sangat berkurangnya kontak fisik antara orang tua dan anak pada saat-saat awal kehidupan anak (terutama jika anak lahir prematur) karena anak harus dirawat di rumah sakit
  • Orang tua merasa bersalah karena sejauh tertentu mereka merasa bertanggung jawab atas kecacatan anaknya
  • Perasaan trauma karena orang tua harus menghadapi reaksi purbasangka dari orang-orang disekitarnya
  • Perasaan tertekan dan cemas karena orang tua tidak tahu bagaimana cara memperlakukan dan mengasuh anaknya itu.
Dari faktor-faktor tersebut, maka McGaha dan Farran menemukan bahwa anak tunanetra lebih sering
melakukan kegiatan bermain “repetitive and stereotyped play”. Mereka sering tidak mengeksplorasi
lingkungannya atau obyek-obyek, dan mengarahkan kegiatan bermainnya ke tubuhnya sendiri, seperti :
  • menggerak-gerakan tangannya
  • menusuk-nusuk matanya dengan jari hingga puas atau sampai matanya terluka
  • menggeleng-gelengkan kepala 
  • mengetuk-ketuk jari kemeja dimana dia duduk      
prilaku semacam ini jika dibiarkan akan menimbulkan seorang tunanetra dianggap kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan serta kurang bisa bersosialisasi sehingga keberadaan tunanetra dianggap menggangu lingkungan, karena dapat menjadi perhatian yang dipandang prilaku negatif.

Menerima perlakuan yang kurang positif dari masyarakat atau lingkungan seperti itu, membuat orang
tua yang mempunyai anak tunanetra menerima dengan amarah sehingga menjadikan kondisi anak
tunanetra dipersalahkan karena dianggap sudah mempermalukan orang tua didepan rekan-rekannya,
orang tua bukannya mencari tau atau mencari solusi lebih parah orang tua akan menyembunyikan anak tunanetra di kamar, agar keberadaannya tidak diketahui siapaun. Terisolirnya kehidupan anak
tunanetra dalam keluarga adalah penyebab utama rendahnya kemampuan orientasi,mobilitas, sosial
dan komunikasi bagi anak tunanetra(OMSK).

Langkah-langkah pemdampingan terhadap orang tua yang memiliki anak ABK
Konseling dengan orangtua anak-anak yang dikucilkan (Thomson. 2004.Counseling Children)
Tugas konseling untuk pekerjaan konselor dengan para oarng tua anak yang dikucilkan sebagaiberikut:
  1.  Menyemangati dan membantu orang tua untuk menambah pengetahuan tentang pengucilan, ramalan, anak kelebihan dan keterbatasan anak mereka.
  2. Mendampingi para orang tua dalam bekerja dengan perasaan dan perilaku yang bisa menghalangi masa depan si anak. 
  3. Menasehati (mengingatkan) orang tua yang berkaitan dengan bantuan Negara/ pemerintah atau sumber komunikasi yang menyediakan pendidikan, obat-obatan, emosional atau bantuan keuangan.
  4. Mendampingi para orang tua dalam mengemas/ mengatur harapan-harapan nyata untuk si anak. 
  5. Mendukung para orang tua untuk memandang anak mereka sebagai individu yang unik dengan hak-hak dan potensi-potensi dan kemampuan untuk membuat pilihan tentang hidup mereka sendiri

Toilet Tranning Bagi Tuna Netra

TUTORIAL TOILET TRAINING BAGI ANAK TUNANETRA BAGI USIA 7 – 8 TAHUN Buang air kecil /besar pada anak tunanetra merupakan suatu hal yang ...